TUGAS
BAHASA INDONESIA 2
PENALARAN
INDUKTIF

Disusun Oleh : Kelompok 3
1.
Azura
Yuliananda (19210971)
2.
Marina (14210217)
KELAS : 3EA12
FAKULTAS EKONOMI
MANAJEMEN
UNIVERSITAS GUNADARMA
2012
PENALARAN INDUKTIF
A. PENGERTIAN
Penalaran adalah proses pemikiran yang bertolak dari pengamatan indera
(observasi empiris) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian.
Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan berbentuk proposisi – proposisi
yang sejenis, sejumlah proposisi yan diketahui atau dianggap benar, orang
menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses
inilah yang disebut menalar.
Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan
disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan
konklusi (consequence). Dalam metodenya penalaran dibagi menjadi 2 yaitu
penalaran deduktif dan induktif. Namun pada pembahasan kali ini penulis hanya
akan membahas tentang penalaran induktif..
Penalaran induktif adalah cara berpikir dengan menarik
kesimpulan umum (berlaku untuk semua/banyak hal) dari pengamatan atas
gejala-gejala yang bersifat khusus (fakta). Artinya dari fakta-fakta yang
diperoleh kemudian ditarik sebuah kesimpulan. Penalaran induktif dapat
dilakukan secara terbatas dengan mencoba-coba. Sehingga dapat dikatakan bahwa
penalaran induktif adalan proses penarikan kesimpulan dari kasus-kasus khusus
menjadi kesimpulan yang bersifat umum.
Penarikan kesimpulan dari suatu penalaran induktif
tidak dapat dijadikan bukti. Ini dikarenakan kesimpulan yang diperoleh, ditarik
dari pemeriksaan beberapa contoh kasus khusus yang benar, tetapi belum tentu
berlaku benar untuk semua kasus. Kesimpulan tersebut boleh menjadi syah (valid)
pada contoh yang diperiksa , tetapi bisa jadi tidak dapat diterapkan pada
seluruh kasus. Untuk membuktikannya berlaku dalam setiap kasus, maka harus
dilakukan proses pembuktian secara deduksi.
Penalaran induktif membutuhkan
banyak sampel untuk mempertinggi tingkat ketelitian premis yang diangkat. untuk
itu penalaran induktif erat dengan pengumpulan data dan statistik.
Misalnya pada pengamatan atas
logam besi, alumunium, tembaga dan sebagainya. Jika dipanasi ternyata
menunjukkan bertambah panjang. Dari sini dapat disimpulkan secara umum bahwa
logam jika dipanaskan akan bertambah panjang..Contoh penalaran induktif lainnya
adalah : kerbau punya mata. anjing punya mata. kucing punya mata: maka setiap
hewan punya mata.
Contoh paragraph induktif :
Pada Lebaran tahun kemarin harga
sembako seperti gula, minyak, telur dan lain-lain mengalami kenaikan secara
signifikan, padahal lebaran pada saat itu masih seminggu lagi. Bukan hanya
makanan, pakaian muslim pun juga tak ketinggalan mengalami kenaikan harga yang
cukup tinggi. Seperti halnya baju muslim untuk wanita, baju koko, kerudung,
sajadah, mukena, kopiah dan lain-lain. Kenaikan
harga pada barang-barang ini selalu terjadi menjelang Lebaran pada setiap
tahunnya.
B. BENTUK-BENTUK PENALARAN INDUKTIF
Di dalam penalaran induktif terdapat tiga bentuk
penalaran induktif, yaitu : Generalisasi,Analogi dan Kausal
1. Generalisasi
1. Generalisasi
Generalisasi adalah proses penalaran dengan cara
menarik kesimpulan secara umum berdasarkan sejumlah data.
Contohnya :
• Luna Maya adalah bintang film, dan ia berparas cantik.
• Revalina. S. Temat adalah bintang film, dan ia berparas cantik.
*Generalisasi: Semua bintang film berparas cantik.
Pernyataan “semua bintang film berparas cantik” hanya memiliki kebenaran probabilitas karena belum pernah diselidiki kebenarannya.
Contoh kesalahannya:
Bella juga bintang iklan, tetapi tidak berparas cantik.
• Luna Maya adalah bintang film, dan ia berparas cantik.
• Revalina. S. Temat adalah bintang film, dan ia berparas cantik.
*Generalisasi: Semua bintang film berparas cantik.
Pernyataan “semua bintang film berparas cantik” hanya memiliki kebenaran probabilitas karena belum pernah diselidiki kebenarannya.
Contoh kesalahannya:
Bella juga bintang iklan, tetapi tidak berparas cantik.
Macam-macam Generalisasi :
a.
Generalisasi
Sempurna
Generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi
dasar penyimpulan diselidiki.
Contoh: sensus
penduduk
b.
Generalisasi
Tidak Sempurna
Generalisasi
dimana kesimpulan diambil dari sebagian fenomena yang diselidiki diterapkan
juga untuk semua fenomena yang belum diselidiki.
Contoh: Hampir seluruh pria dewasa di Indonesia senang memakai celana pantaloon.
Contoh: Hampir seluruh pria dewasa di Indonesia senang memakai celana pantaloon.
Prosedur pengujian generalisasi tidak sempurna :
Generalisasi yang tidak sempurna juga dapat menghasilkan kebenaran apabila melalui prosedur pengujian yang benar. Prosedur pengujian atas generalisasi tersebut adalah:
Generalisasi yang tidak sempurna juga dapat menghasilkan kebenaran apabila melalui prosedur pengujian yang benar. Prosedur pengujian atas generalisasi tersebut adalah:
a. Jumlah sampel yang diteliti terwakili.
b. Sampel harus bervariasi.
c. Mempertimbangkan hal-hal yang menyimpang dari
fenomena umum/ tidak umum.
2. Analogi
Cara
penarikan penalaran dengan membandingkan dua hal yang mempunyai sifat yang
sama. Analogi mempunyai 4 fungsi,antara lain :
1.
Membandingkan
beberapa orang yang memiliki sifat kesamaan
2.
Meramalkan
kesamaan
3.
Menyingkapkan
kekeliruan
4.
Klasifikasi
Contoh
analogi :
Demikian pula dengan manusia yang tidak berilmu dan tidak berperasaan,
ia akan sombong dan garang. Oleh karena itu, kita sebagai manusia apabila
diberi kepandaian dan kelebihan, bersikaplah seperti padi yang selalu merunduk.
3. Hubungan Kausal
Penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang saling berhubungan.
Macam hubungan kausal :
a) Sebab – Akibat
Dari peristiwa yang
dianggap sebagai sebab menuju kesimpulan sebagai efek.
Contoh
kallimat :
Sejumlah pengusaha angkutan di Bantul terpaksa
gulung tikar karena pendapatan yang mereka peroleh tidak bisa menutup biaya
operasional. Minimnya pendapatan karena sebagian besar penumpang membayar
ongkos dibawah ketentuan tarif yang sudah ditetapkan, akibat ketidakmampuan
ekonomi. (Sumber : Kompas, 10 Mei 2008).
b) Akibat – Sebab
Dari peristiwa yang dianggap sebagai akibat
menuju sebab yang mungkin telah menimbulkan akibat.
Contoh kalimat :
Andi
mendapat nilai yang memuaskan pada ujian semester kenaikan kelas. Dia mendapat
rangking pertama di kelasnya. Hasil yang diperoleh Andi ini dia dapatkan karena
belajar yang sangat tekun setiap harinya.
c) Akibat – Akibat
Dari akibat ke akibat
yang lain tanpa menyebut sebab umum yang menimbulakn kedua akibat.
Contoh
kalimat :
Kemarin Lusi mengalami kecelakaan
akibat menabrak pembatas jalan. Akibat dari kecelakaan tersebut dia mengalami
patah kaki dan harus dirawat di rumah sakit.
KESIMPULAN
·
Penalaran induktif adalah cara berpikir dengan menarik
kesimpulan umum (berlaku untuk semua/banyak hal) dari pengamatan atas
gejala-gejala yang bersifat khusus (fakta). Artinya dari fakta-fakta yang
diperoleh kemudian ditarik sebuah kesimpulan. Penalaran induktif dapat
dilakukan secara terbatas dengan mencoba-coba. Sehingga dapat dikatakan bahwa
penalaran induktif adalan proses penarikan kesimpulan dari kasus-kasus khusus
menjadi kesimpulan yang bersifat umum.
·
Penalaran
Induktfi terbagi dalam 3 macam bentuk yaitu Generalisasi , Analogi dan Kausal.
·
Generalisasi adalah proses penalaran dengan cara
menarik kesimpulan secara umum berdasarkan sejumlah data. Generalisasi ada dua
macam, yaitu sempurna dan tidak sempurna.
·
Analogi
adalah cara penarikan penalaran dengan membandingkan dua hal yang mempunyai
sifat yang sama
·
Hubungan
Kausal adalah penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang saling
berhubungan
DAFTAR
PUSTAKA
http://www.slideshare.net/Jayadipura/kemampuan-penalaran-induktif#btnNext
(diakses tanggal 31 April 2013)
http://www.slideshare.net/ibalzzubaee/contoh-kalimat-deduktif-dan-induktif
(diakses tanggal 31 April 2013)
http://www.wikipedia.indonesia.com
(diakses pada tanggal 2 April 2013)
http://yogatama-anggita.bolgsopt.com/2012/04/penalaran-induktif.html
(diakses pada tanggal 2 April 2013)
http://lailamaharani.blogspot.com/2012/10/penalaran-induktif.html
(diakses pada tanggal 2 April 2013)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar