- Wakil Presiden
Boediono berharap seluruh saudagar atau pengusaha Nahdlatul Ulama mampu menjadi
tauladan bagi pengusaha lain sehingga mampu menularkan bagaimana cara bisnis
penuh etika, santun, dan bekerja keras.
"Pengusaha religius tentu lebih mengedepankan etika, dan
meninggalkan jalan pintas yang melanggar kaidah agama," kata Boediono
ketika membuka rembuk nasional saudagar Nahdlatul Ulama (NU) dan NU Expo 2012
di Grand City Surabaya, Kamis, 26 Januari 2012.
Wapres hadir didampingi istrinya, Herawati Boediono, Menteri
Lingkungan Hidup Balthazar Kambuaya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M. Nuh,
Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono, serta Gubernur Jawa Timur
Soekarwo.
Boediono yakin, rembug saudagar NU ini akan mampu menciptakan
strategi baru demi membantu mengentaskan kemiskinan masyarakat. Apalagi, NU
memiliki sejarah panjang dan didirikan setelah terlebih dahulu mendirikan
perhimpunan para pengusaha Nahdlatul Tujjar
"Saya melihat rembug ini akan menghidupkan kembali
cita-cita Nahdlatul Tujjar untuk memperkuat perekonomian rakyat melalui
penguatan kewirausahaan," kata Boediono.
Pemerintah, kata dia, setidaknya telah memiliki beberapa program
untuk pengentasan kemiskinan yang terbagi ke dalam empat kluster. Pertama,
adalah pengentasan kemiskinan berbasis keluarga, di antaranya dengan program
Keluarga Harapan, pemberian beras untuk masyarakat miskin (Raskin) dan Jaminan
Kesejahteraan Masyarakat (Jamkesmas).
Kedua, program berbasis komunitas seperti pengendali
penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat (PNPM Mandiri).
Ketiga, program berbasis usaha kecil menengah, yang antara lain adalah Kredit
Usaha Rakyat (KUR). Program keempat, sasarannya khusus, seperti penyediaan air
bersih, kesejahteraan nelayan, serta kaum miskin kota.
Ketua Pengurus Besar NU, Said Aqil Siraj mengatakan, rembug
saudagar dan NU expo ini merupakan acara yang kedua kali setelah tahun lalu
digelar di Jakarta. Said berharap acara ini menjadi momentum bangkitnya peran
pengusaha NU dalam membantu pengentasan kemiskinan.
Said mengatakan, sejarah panjang NU dimulai ketika 45 saudagar
santri dari Surabaya, Kediri dan Jombang berkumpul dan membentuk Nahdlatul
Tujjar. Saat itu, organisasi yang menaungi para saudagar santri ini bertujuan
untuk melawan mulai dominannya pengusaha kolonial yang mulai menghalalkan
segala cara dalam praktek bisnisnya. Selain untuk melawan praktek bisnis salah,
kata Said, Nahdlatul Tujjar juga sebagai cikal bakal perjuangan untuk merebut kemerdekaan.
Rembuk saudagar dan NU Expo ini diikuti oleh 178 pengusaha dari
berbagai daerah di Indonesia. Dibuka hari ini, NU Expo akan berlangsung hingga
29 Januari 2012 mendatang.
Referensi
TEMPO.CO, Surabaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar